Dosis tinggi obat ADHD berkaitan dengan risiko psikosis
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurobehavioral yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Salah satu metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengelola ADHD adalah dengan memberikan obat-obatan stimulan seperti methylphenidate atau amphetamines.
Namun, penggunaan obat ADHD dalam dosis tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya psikosis. Psikosis adalah gangguan mental yang membuat seseorang kehilangan kontak dengan realitasnya, yang bisa ditandai dengan halusinasi, delusi, atau pemikiran yang terganggu.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa penggunaan dosis tinggi obat ADHD meningkatkan risiko psikosis sebesar 60 persen dibandingkan dengan penggunaan dosis standar. Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 200.000 individu yang mengonsumsi obat ADHD selama periode waktu yang ditentukan.
Meskipun obat ADHD dapat membantu mengurangi gejala ADHD dan meningkatkan fungsi kognitif pada individu yang mengidap gangguan tersebut, namun risiko psikosis harus tetap diperhatikan. Penting bagi dokter dan pasien untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko dari penggunaan obat ADHD dalam dosis tinggi.
Selain itu, penting juga untuk memantau gejala psikosis pada pasien yang menggunakan obat ADHD dalam dosis tinggi. Jika terjadi gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, atau pemikiran yang terganggu, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dalam hal ini, pendekatan yang holistik dalam pengelolaan ADHD perlu diterapkan, dengan mempertimbangkan tidak hanya penggunaan obat-obatan tetapi juga terapi perilaku, pendekatan nutrisi, dan gaya hidup sehat lainnya. Dengan demikian, risiko psikosis akibat dosis tinggi obat ADHD dapat diminimalkan, sementara manfaat pengobatan tetap dapat dirasakan oleh individu yang mengidap gangguan ADHD.